September 11, 2008

Kelainan Traumatik, Neoplasma, Kelainan skrotum dan isinya, Transplantasi ginjal.

Kelainan Traumatik GINJAL

Penyebab :
• Truma tajam atau trauma tumpul
• Dapat menjadi bagian dari multiple trauama.

Gejala klinis :
• Mungkin tidak ditemukan tanda klinis
• Bengkak dan memar daerah pinggang (swelling & bruising renal angle).
• Distensi abdomen akibat penimbunan darah atau urine,
• Dapat terjadi ileus.
• Respiratory distress akibat penekanan diafragma.
• Tahikardi dan hipotensi oleh karena hipovolemia
• Hematuri.

Diagnosis:
• Lab .urine, hematuri
• Intravenous pyelografi (IVP).
• USG.

Terapi :
Konservatif ( Conservative management).
Total bed rest.
Hemodinamik ( Nadi dan tekanan darah) di monitor
Evaluasi renal area adanya memar atau pembengkanan yang bertambah.
Produksi urine tiap hari di evalauasi.
Antibiotik dan analgesik.
Bedah (Surgical management), dilakukan bila:
• Traumanya berat dan ada pergeseran ginjal, Perdarahan yang tidak teratasi.
• Dilakukan bersama-sama laparotomi.
• Terapi konservatif tidak membaik.
• Trauma ginjal terbuka.
KELAINAN TRAUMATIK URETER

Penyebab :
Trauma tajam pada kasus multi trauma.
Cedera akibat operasi bedah atau operasi obstetry dan gynekologi.

Gejala :

Nyeri daerah ginjal akibat adanya sumbatan ureter
Olygouria / anuria.
Terjadi fistula, ureterovaginal fistula.
Diagnosis: IVP, USG.

Terapi :
• Parsial stenosis : dilatasi catater ureter.
• Eksplorasi, reseksi anatomose end to end.

KELAINAN TRAUMATIK KANDUNG KEMIH / BLADDER

Penyebab:
• Multiple trauma adalah penyebab paling sering menyebabkan cedera pada kandung kemih.
• Tindakan operasi : hysterektomi, operasi colon / rectum, operasi hernia / operasi vagina.
• Endoskopi.
• Spontan.

Gejala klinis
• Umum / general: Shock, Hipotensi, Tachicardi,Demam.
• Lokal: Peritonismus, bengkak dinding abdomen, Perdarahan uretra, Odem skrotum / labium, Tidak bisa buang air kecil

Diagnosis :
• Klinis: Riwayat tauma, tanda-tanda shock, tidak bisa buang air kecil, Hematuria.
• Radiology: Cystografi, foto polos abdomen dengan tanda-tanda fraktur pelvis, cystoscopy.

Terapi :
• Perbaikan hemodinamik
• Operasi
• Antibiotik

Komplikasi :
• Peritonitis
• Infeksi Pelvis dan kandung kemih
• Infeksi ginjal
• Infeksi scrotum dan epididimis
• Fistula .
• Osteitis pubis

KELAINAN TRAUMATIK URETRA
Penyebab :
• Batu uretra, benda asing
• Instrumentasi pada uretra.
• Trauma dari luar: Straddle injury, biasanya mengenai uretra anterior, Cedera tulang pelvis, mengenai uretra posterior.
• Persalinan lama
• Ruptur yang spontan (biasanya didahului oleh striktur uretra)

Gejala klinis
• Tergantung derajat kerusakan, dapat menyebabkan kesulitan atau tidak bisa buang air kecil.
• Perdarahan uretra, darah pada meatus uretra eksternus.
• Ruptur uretra posterior, pada rectal toucher ditemuka “floating prostat”.

Diagnosis: Foto Uretrografi.

Terapi: Sistosmtomi, tidak boleh dipasang kateter, Operasi uretroplasti.

KELAINAN TRAUMATIK PENIS

• Penyebab : Trauma tumpul / trauma tajam / terkena mesin pabrik.

• Gejala klinis :Hematoma pada penis disertai rasa nyeri.

• Diagnosis :Kavernosografi

• Terapi :Operasi. ( Evakuasi hematome, penjahitan tunika albugenia).

NEOPLASMA GINJAL

• Tumor ginjal merupakan tumor urogenital ketiga terbanyak setelah tumor prostat dan tumor kandung kemih.
• Tumor ginjal bisa berupa tumor primer, atau tumor sekunder dari metastase tumor lainnya.

Klasifikasi tumor ginjal
• Koteks ginjal : (Jinak : Adenoma, Lipoma, Hamartoma, Onkositoma), (Ganas ; Adenokarsinoma, Nefroblastoma)
• Sistem saluran: Jinak : Papiloma, Ganas : Tumor pelvis renalis.

NEOPLASMA SALURAN KEMIH

ADENOKARSINOMA GINJAL

Tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari tubulus proksimal ginjal.
• Nama lain tumor Grawitz, hipernefroma
• Insiden: Dekade 5-7, 3 % tumor ganas pada dewasa.

Etiologi: Banyak Faktor, Tembakau / rokok, Bahan-bahan kimia.

Gejala klinis ;
• Febris, terbebasnya pirogen endogen / nekrosis tumor
• Anemi
• Hipertensi, terjadi A-V shunt pada massa tumor
• Tanda-tanda metastasis ke paru dan hepar.

Diagnosis: Gejala klinis, IVP, USG, Ct scan Abdomen

Terapi:
• Nefrektomi, dilakukan nefrektomi radikal yaitu mengangkat ginjal beserta kapsula gerota.
• Hormonal, dengan hormon progestagen hasilnya belum banyak diketahui.
• Immmunoterapi, dengan interferon dan interleukin pemakaiannya sangat terbatas karena mahal, masih dalam uji coba.
• Radiasi eksterna, tidak efektif karena tumor tidak sensitif terhadap radiasi.
• Sitostatika, tidak banyak memberi manfaat.

NEFROBLASTOMA
Adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak-anak terutama pada usia kurang 10 tahun, sering pada usia 3,5 tahun.
• Sering disebut juga tumor Wilm atau karsinoma sel embrional.
• Sering diiukuti kelainan bawaan seperti :
• Aniridia
• Hemihipertropi
• Anomali organ urogenital.
• Neoplasma saluran kemih
• Nefroblastoma.

Gejala klinis :
• Anak dibawah kedokter karena perut membesar, ada bejolan diperut atas
• Kencing berdarah
• Hipertensi.

Diagnosis :
• USG, terdapat massa retropreritoneal sebelah atas.
• IVP, menunjukkan adanya distorsi sistem pelviokalises, mungkin nonvisualized.

Stadium , menurut NWTS ( National Wilm’s Tumor Study) ada 5 stadium.

1. Tumor terbatas pada ginjal, dapat dieksisi sempurna.
2. Tumor meluas kejaringan sekitar, masih dapat dieksisi sempurna.
3. Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari biopsi atau ruptur yang terjadi sebelum / selama operasi.
4. Metastase hematogen
5. Tumor bilateral.

Terapi:
• Radikal nefrektomi.
• Sitostatika, kombinasi antara Actinomisin D dengan Vincristine hasilnya cukup baik.
• Radiasi eksterna, bersifat radiosensitif.

TUMOR URETER
• Tumor ureter sangat jarang, angka kejadian kurang 1 % dari tumor urogenital, 75 % maligna.

• Gejala klinis: Nyeri pinggang,Hematuri kambuhan, Gejala obstruksi oleh tumor.

• Diagnosis: IVP (ditemukan filling defek didalam lumen ureter, hidronefrosis, atau nonvisualized ginjal), Uretroskopi (untuk melihat tumor sekaligus biopsy).

• Terapi: Nefroureterektomi, mengangkat ginjal, ureter beserta cuff buli-buli sebanyak 2 cm disekeliling muara ureter.

TUMOR BULI-BULI / KANDUNG KEMIH
Merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Dua kali lebih banyak pada laki-laki dari wanita.

Etiologi / faktor resiko:
• Pekerjaan, pekerja dipabrik kimia, laboratorium ( senyawa amin aromatik )
• Perokok, rokok mengandung amin aromatik dan nitrosamin.
• Infeksi saluran kemih, E.Coli dan proteus Spp menghasilkan karsinogen.
• Kopi, pemanis buatan dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka panjang dapat meningkatkan resiko karsinoma buli-buli.

• Histopatologi :
• 90 % merupakan karsinoma sel transisional, selebihnya merupakan karsinoma sel squamosa dan adenokarsinoma.

Gejala klinis :
• Hematuri tanpa keluhan nyeri ( painless), kambuhan dan seluruh proses miksi.
• Retensi urine akibat, bekuan darah.
• Udema tungkai, akibat penekanan saluran limfe atau pembesaran kelenjar limfe di pelvis.

Diagnosis ;
• IVP, ditemukan filling defect, hidronefrosis bila terjadi infiltrasi tumor ke muara ureter.
• CT scan, MRI.

Terapi :
• Reseksi buli-buli,
• Sistektomi radikal.
• Instilasi intra vesika dengan obat-obat : Mitomisin C, 5 FU, Siklofospamide.
• Radiasi eksterna.

PROSTAT
• Merupakan keganasan yang terbanyak.
• Insiden meningkat karena, meningkatnya umur harapan hidup, penegakan diagnosis yang lebih baik dan kewaspadaan yang tinggi.

Etiologi :
• Predisposisi genetik
• Pengaruh hormonal, hormon androgen dari sel leydic testis dan adrenal
• Diet dan lingkungan
• Infeksi.

Gejala klinis :
• Gejala obstruksi saluran kencing, retensi urine, hematuri, hidronefrosis dan gagal ginjal.
• Keluhan akibat metastasis, nyeri pada tulang, paraplegi, fraktur patologi dan edema tungkai.

Diagnosis :
• PSA ( prostat spesifik antigen)
• USG trans rektal
• CT scan, MRI dan bone scanning.

Terapi :
• Observasi, stad awal dengan harapan hidup kurang dari 10 tahun.
• Prostatektomi radikal.
• Radiasi.
• Hormonal, menghilangkan sumber androgen dengan operasi atau medikamentosa.

T E S T I S
Biasa ditemukan pada usia 15 – 35 tahun.:

Etiologi :
• Maldescendus testis.
• Tauma testis
• Atropi /infeksi testis
• Hormonal : pemberian estrogen selama kehamilan akan meingkatkan kemungkinan terjadinya tumor testis pada anak laki yang dikandungnya.

Gejala klinis :
• Pembesaran testis, tidak nyeri, padat dan tidak menunjukkan tanda illuminasi.
• Petanda tumor:
• Alfa Feto protein suatu glikoprotein yang diproduksi oleh sel tumor.
• Human Chorionik Gonadotropin, suatu protein yang diproduksi oleh jaringan trofoblas.

Terapi :
• Tidak diperbolehkan biopsi tumor.
• Orkiektomi, Diskesi kelenjar retroperitoneal dan para aorta.
• Radiasi : jenis seminoma respon terhadap terhadap terapi, nonseminoma tidak respon
• Sitostatika : Sisplatinum, vinblastin dan Bleomisin.

TUMOR PENIS
• Tumor penis terdiri dari :
• Karsinoma sel basal.
• Melanoma
• Tumor parenkim
• Karsinoma sel squamous, yang paling banyak ditemukan. Berasal dari kulit preputium, glans dan shaft penis.

Etiologi :
• Hygiene penis yang kurang bersih.
• Sirkumsisi mengurangi kejadian karsinoma penis

Gejala klinis :
• Tumor yang kotor, berbau dan sering mengalami infeksi, ulserasi serta perdarahan.
• Pembesaran kelenjar limfe inguinal yang nyeri karena infeksi

• Diagnosis: Biopsi lesi primer, pencitraan dibutuhkan untuk menentukan penyebaran tumor.

Terapi :
• Menghilangkan lesi primer :
• Sirkumsisi, yang masih terbatas pada preputium
• Penektomi parsial, angkat tumor beserta jaringan sehat sepanjang kurang lebih 2 cm dari proksimal tumor.
• Penektomi total dan ureterotomi perineal.
• Radieasi eksterna, hasilnya tidak memuaskan.
• Topikal dengan kemoterapi
• Terapi kelenjar limfe regional, beberapa ahli menganjurkan pemberian antibiotik 4 -6 minggu, bila menghilang tidak dilakukan diseksi, tetapi bila tetap membesar dilakukan diseksi kelenjar limfe inguinal bilateral.

TESTIS MALDESENSUS
Pada masa janin testis berada di rongga abdomen dan beberapa saat sebelum bayi lahir, testis mengalami desensus testikulorum ke kantung scrotum.
• Apabila proses tidak bejalan normal maka terjadi maldesensus.

Etiologi:
• Kelainan pada gubernakulum testis.
• Kelainan intrinsik testis
• Defisisnesi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis.

Patofisiologi:
• Suhu rongga abdomen lebih kurang 1 0 C lebih tinggi dari suhu di dalam rongga scrotum, sehingga testis abdominal selalu mendapatkan suhu yang lebih tinggi dari testis normal. Hal ini mengakibatkan kerusakan sel-sel epitel germinal testis.

Gejal klinis :
• Tidak ditemukan testis di rongga scrotum.
• Kulit scrotum mengalami hipoplasi karena tidak pernah ditempati scrotum.

Diagnosis :
• Secara klinis,
• USG untuk mencari lokasi testis kadang sulit.
• Flebografi untuk mencari plexus pampiniformis.
• CT scan dan MRI

Terapi: Testis diturunkan dengan pembedahan maupun medikamentosa.

HIDROKEL
Penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis.

Etiologi :
• Belum sempurnya penutupan prosessus vaginalis
• Belum sempurnanya sistem limfatik di scrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.

Gejala klinik:
• Benjolan di scrotum tidak nyeri.
• Pemeriksaan transilluminasi positif

Diagnosis:
• Klinis dan dapat dibantu dengan USG.
• Dikenal ada 3 jenis hidrokel :
• Hidrokel testis
• Hidrokel funikuli
• Hidrokel komunikans.

Terapi :
Ditunggu sampai usia anak mencapai 1 tahun
Operasi ligasi pada anak, hidrokelektomi pada orang dewasa.

VARIKOKEL
Dilatasi abnormal dari vena plexus pampiniformis akibat gangguan aliran balik vena spermatika interna.
Kelainan 15 % pada pria.
Merupakan salah satu penyebab infetilitas pada pria ( 21 – 41 %).

Etiologi :
Penyebab secara pasti belum diketahui.

Varikokel kiri lebih sering dari verikokel kanan (70-93 %), hal ini disebabkan oleh karena vena spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan bermuara vena cava yang agak miring . Vena spermatika interna kiri lebih panjang dari yang kanan.

Gejala klinis dan diagnosis :
• Benjolan diatas testis yang agak nyeri.
• Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, kemudian palpasi scrotum, jika diperlukan pasien diminta melakukan manuver valsava, teraba bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung sebelah cranial testis.

Dibedakan menjadi 3 derajat :
Kecil : varikokel dapat dipalpasi setelah manuver valsava.
Sedang : Varikokel dapat dipalpasi tanpa manuver valsava.
Besar : Varikokel dapat di lihat tanpa manuver valsava.

Terapi :
• Dilakukan bila ada indikasi terjadi gangguan spermatogenesis.
• Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo.
• Varikokelektomi cara Ivanisevich
• Perkutan dengan memasukkan sklerosing kedalam vena spermatika interna.

TORSIO TESTIS
Adalah terpuntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis.

Patogenesis:
• Secara fisiologis m. cremaster berfungsi menggerakkan testis mendekati dan menjauhi rongga abdomen untuk mempertahankan suhu ideal untuk testis.
• Adanya kelainan penyanggah testis menyebabkan testis dapat mengalami torsi jika bergerak secara berlebihan seperti : perubahan suhu yang mendadak, ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat atau trauma yang mengenai scrotum.

Gejala klinis dan diagnosis :
• Nyeri hebat dan mendadak di scrotum disertai pembengkakan testis.
• Pemeriksaan fisik, testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal dari testis kontra lateral., pada torsi yang baru terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus. Biasanya disertai demam.

Terapi :
• Detorsi manual, mengembalikan testis keposisi awalnya dengan memutar kearah beralawanan dengan arah torsi.
• Operasi, dilakukan orchidopeksi bila testis masih viable dan orchiectomi bila testis sudah nekrosis.

TRANSPLANTASI GINJAL
Transplantasi ginjal pada manusia dilakukan pertama kali oleh Lawler tahun 1950 di Chicago. Operasi berhasil baik, tetapi hasil hanya bertahan beberapa waktu saja.

Tahun 1954 Murray di Boston melakukan tranplantasi pada saudara kembar monozigot dan hasilnya dapat bertahan lama.

Secara tehnik bedah transplantasi dibedakan 2 macam :
1. Cara ortotopik, bila organ yang dicangkokkan dipasang pada tempat aslinya. Sementara organ asli diambil terlebih dahulu.
2. Cara heterotopik, bila organ yang dicangkokkan dipasang di tempat lain, sementara organ yang rusak tidak dikeluarkan.

• Donor untuk tranplantasi ada dua sumber: Donor hidup, Donor mayat.
• Sebelum dilakukan tranplantasi, ginjal arus diperiksa arteriogram ke dua arteri renalis untuk menentukan adanya ginjal dan dalam keadaan anatomi perdarahannya, tes – tes laboratorium untuk menentukan ke cocokan antara donor dan resipien.

Transplantasi Ginjal

• Ginjal yang dicangkokkan ditempatkan di ruang retroperitoneal di regio fossa iliaka. Vena renalis dianastomose secara ujung ke sisi dengan vena iliaka commonis. Arteri renalis langsung dianastomose secara ujung ke ujung dengan arteri iliaka interna atau secara ujung ke sisi dengan arteri iliaka communis atau iliaka eksterna. Anastomosis neoureterosistostomi di buat dengan menembus submukosa untuk mencegah refluks.
• Hasil transplantasi tergantung berbagai faktor. Ginjal donor hidup dapat bertahan lebih lama dibanding donor mayat. Tetapi kebanyakan pasien transplantasi ginjal akan membutuhkan transplantasi ke dua atau ke tiga atau terpaksa di dialisis seperti sebelumnya.

SUMBER KLIK DISINI

Tidak ada komentar: